Tumor Payudaraku.......

Tumor payudara? pernahkan terbesit dipikiran kita tentang penyakit itu. Mungkin bagi sebagian orang hal itu tidak pernah terpikirkan.. karena merasa tidak memiliki riwayat penyakit itu. Tapi bagi yang memiliki riwayat kanker payudara sebaiknya mulai dari awal harus lebih perhatian terhadap payudara. Karena bisa jadi terkena penyakit itu, ya memang bukan langsung yang kena kanker payudara tapi prosesnya adalah bertahap mulai dari benjolan kecil yang semakin lama semakin menyebar dan bila dibiarkan terus menerus akan berubah menjadi kanker. Maka perlu segera dicegah.

Nah perasaan apa yang kira kira akan kita rasakan jika kita divonis memiliki tumor payudara padahal usia kita masih muda baru umur 20 tp sudah divonis penyakit mematikan itu? Mungkin yang ada adalah takut, ya takut akan penyakit itu apa yang akan terjadi pada kita nanti? sembari menunggu proses pengobatan kita akan berdoa, dan disaat kita lemah maka penyakit itu akan terasa nyeri, ya nyeri sekali. sampai merasa kita begitu kesakitan.

Tapi bagaimanapun kita harus tetap hidup, meskipun didalam diri kita ada penyakit yang mematikan itu kita tidak boleh pasrah kita harus tegar, dan percaya bahwa kita akan sembuh. Jangan menyesali diri dan minta dikasihani. Orang boleh kasihan pada kita, tapi kita tidak boleh menunjukkan rasa kesedihan kita, anggaplah ini ujian bagian kita, dan Allah masih sayang sama kita, agar kita lebih berhati hati dan menjaga kesehatan diri kita.

Mungkin Apa yang kita inginkan tidak selamanya dipenuhi oleh Allah
Tapi semua yang kita butuhkan telah dipenuhi oleh Allah...

IMD di desa mungkin gak ya?

Kemarin aku menjenguk tetanggaku yang habis melahirkan, syukur alhamdulillah bayinya lahir dengan selamat dan sehat...

Lalu, dengan sengaja aku tanya ke Ibu si bayi," Mbak, pas anaknya lahir hal yang pertama dilakukan bidan apa sih?". Aku tanya hal itu karena aku belum pernah melahirkan dan juga pingin tahu apakah IMD atau Inisiasi Menyusui Dini yang sering aku baca di Internet itu bener ada dan dilaksanakan gak ya oleh para bidan mengingat pentingnya IMD itu. Kemudian si Ibu menjawab,
" ya diambil terus digedong ", terus aku tanya lagi," mbak, gak langsung dilap dengat air hangat terus ditempelkan ke dada ibu biar terus menyusu ya?, "nggak",si Ibu menjawab demikian "Ouh", aku hanya bisa mengatakan seperti itu.

Dalam hati aku berpikir wah kira2 aku besok bisa melakukan IMD gak ya pada anakku. Maklum saja aku masih tinggal didesa dan pengetahuan semacam itu masih jarang, mungkin bahkan belum tahu atau sudah tahu tapi tidak dipraktekkan karena terhalang oleh tradisi di masyarakat. Padahal, dari yang aku baca di internet manfaat IMD itu banyak sekali dan sangat penting bagi bayi yang baru lahir karena bisa mengurangi resiko kematian pada bayi dan tingkat anti bodi dalam tubuh sibayi.

Terus satu lagi yakni mengenai proses kelanjutan dari IMD yaitu susu Ekslusif atau menyusui bayi hanya dengan asi saja selama 6 bulan, banyak sekali ibu2 di tempatku tidak mengetahui hal tersebut, bahkan kebanyakan bayi lahir langsung dikasih susu formula. Padahal susu yang terbaik adalah susu ibu. Tapi mungkin mereka belum tahu kandungan dari asi itu sendiri, ada juga yang beralasan kalo bayi cuman minum air susu ibunya nanti masih lapar, padahal menurut penilitian hal itu gak bener. Justru sebetulnya bayi usia 0-6 bulan itu pada pencernaannya tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan selain asi. karena hal itu bisa berpanguruh juga pada daya tahan tubuh si bayi.

Aku berpikir, jika nanti ALLAH ngasih kepercayaan buat aku untuk mengandung dan melahirkan seorang manusia, aku akan melakukan hal itu baik IMD maupun Asi Ekslusif. Meskipun bidan itu belum tahu hal tersebut aku akan minta bidan untuk melakukan IMD, karena aku ingin menunjukkan pada2 ibu yang lain manfaat dari IMD dan Asi Ekslusif bagi bayi mereka. Tapi mungkin saja itu akan sulit mengingat tradisi2 yang sudah ada, tapi aku dah minta dukungan ma suami biar dukung aku.

IMD dan Asi eklusif mungkin aja bisa terwujud didesaku asal ada yang memulai. Dan aku ingin memulai dari diriku sendiri.